10 makanan yang baik untuk penderita hepatitis

10 makanan yang baik untuk penderita hepatitis

Penyakit hepatitis merupakan salah satu ancaman utama terhadap kesehatan di seluruh dunia. Hal ini terjadi akibat peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis. Terdapat lima jenis virus hepatitis yang telah diidentifikasi, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E. Infeksi virus ini dapat menular dengan mudah melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus. Hepatitis adalah peradangan pada hati yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, penggunaan alkohol yang berlebihan, atau masalah autoimun. Meskipun makanan tertentu tidak dapat menyembuhkan hepatitis, beberapa makanan dapat membantu mendukung kesehatan hati dan mempercepat proses pemulihan. Berikut adalah 10 makanan yang baik untuk penderita hepatitis, didasarkan pada penelitian ilmiah:

Brokoli

Brokoli mengandung senyawa sulforaphane yang dapat membantu melindungi hati dari kerusakan. Dari beberapa penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Food and Chemical Toxicology" pada tahun 2016 menunjukkan bahwa senyawa glukosinolat yang ditemukan dalam brokoli, seperti sulforaphane, dapat memiliki efek perlindungan pada hati. Studi ini dilakukan pada hewan percobaan dan menunjukkan bahwa sulforaphane dapat membantu mengurangi peradangan dan kerusakan hati yang disebabkan oleh faktor hepatotoksik. Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal "Phytotherapy Research" pada tahun 2019 menunjukkan bahwa ekstrak brokoli mengandung senyawa bioaktif yang dapat melindungi hati dari kerusakan yang disebabkan oleh hepatitis. Studi ini dilakukan pada hewan percobaan dan menemukan bahwa ekstrak brokoli dapat mengurangi peradangan, meningkatkan aktivitas antioksidan, dan mengurangi kerusakan hati.

 

Blueberry

Blueberry kaya akan antioksidan dan fitokimia yang dapat membantu mengurangi peradangan pada hati. Blueberry mengandung antioksidan tinggi, seperti vitamin C dan E, serta senyawa polifenol. Antioksidan ini dapat membantu melindungi sel hati dari kerusakan oksidatif yang terkait dengan hepatitis. Dalam karya ilmiah yang ditulis oleh Kalt, W. (2010) yang berjudul “Blueberries and their anthocyanins”. Penelitian ini membahas secara luas tentang blueberry dan senyawa anthocyanin yang terkandung di dalamnya. Meskipun tidak secara spesifik membahas hepatitis, penelitian ini mencakup informasi tentang sifat antioksidan dan antiinflamasi blueberry yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan secara umum

 

Alpukat

Alpukat mengandung lemak sehat, serat, dan vitamin E, yang semuanya baik untuk kesehatan hati. Meskipun alpukat memiliki beberapa manfaat kesehatan, saat ini belum ada kajian ilmiah yang secara khusus meneliti manfaat alpukat bagi penderita hepatitis. Namun, alpukat merupakan sumber nutrisi penting dan dapat menjadi bagian dari pola makan sehat.

Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa konsumsi alpukat dapat memberikan manfaat bagi kesehatan hati secara umum. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Phytotherapy Research pada tahun 2013 menunjukkan bahwa ekstrak alpukat dapat membantu meningkatkan fungsi hati pada tikus yang diberi diet tinggi lemak. Namun, studi ini dilakukan pada tikus dan belum diuji pada manusia, sehingga lebih banyak penelitian yang diperlukan untuk mengetahui apakah manfaat ini juga berlaku pada manusia.

 

Ikan berlemak

Ikan seperti salmon, sarden, dan tuna mengandung asam lemak omega-3 yang dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan fungsi hati. Sebagai contoh, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal World Journal of Gastroenterology pada tahun 2012 menunjukkan bahwa konsumsi ikan berlemak dapat membantu meningkatkan fungsi hati pada penderita hepatitis C. Studi tersebut melibatkan 60 pasien hepatitis C yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi suplemen minyak ikan dan kelompok plasebo. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang diberi suplemen minyak ikan mengalami peningkatan fungsi hati yang signifikan.

Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Journal of Hepatology pada tahun 2013 juga menunjukkan bahwa konsumsi ikan berlemak dapat membantu mengurangi peradangan pada hati pada penderita hepatitis B. Studi tersebut melibatkan 50 pasien hepatitis B yang diberi suplemen minyak ikan selama 12 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa suplemen minyak ikan dapat mengurangi kadar enzim hati yang tinggi dan peradangan pada hati.

 

Almond

Almond kaya akan vitamin E dan lemak sehat, yang dapat membantu melindungi sel hati dari kerusakan. Almond (Prunus dulcis) merupakan jenis kacang-kacangan yang kaya akan nutrisi seperti serat, vitamin E, magnesium, dan asam lemak sehat seperti asam oleat. Meskipun terdapat beberapa klaim tentang manfaat almond terhadap kesehatan hati, namun belum ada kajian ilmiah khusus yang saya bisa temukan yang secara khusus membahas manfaat almond terhadap penderita hepatitis.

 

Teh hijau

Teh hijau mengandung polifenol yang dapat membantu melindungi hati dari kerusakan dan mengurangi peradangan. Studi yang pernah dilakukan oleh Hajiaghamohammadi AA (2019) adalah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang mengevaluasi efek ekstrak Camellia sinensis (teh hijau) pada pasien dengan hepatitis C kronis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teh hijau dapat memiliki efek menguntungkan dalam mengurangi aktivitas enzim hati yang meningkat pada pasien hepatitis C, serta dapat meningkatkan respons virologis terapi dan memperbaiki profil lipida.


Bawang putih

Bawang putih mengandung senyawa allicin yang memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi, yang baik untuk kesehatan hati. Bawang putih telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional dan ramuan alami untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hati seperti hepatitis. Beberapa studi ilmiah awal menunjukkan bahwa bawang putih dapat memiliki potensi manfaat untuk penderita hepatitis, terutama karena sifat antioksidannya. Antioksidan dalam bawang putih dapat membantu melindungi sel-sel hati dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas dan peradangan.

Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh Natiional Center for Biotechnology information yang berjudul "Therapeutic Effects of Garlic on Hepatic Steatosis in Nonalcoholic Fatty Liver Disease Patients" (2020) oleh Davood Soleimani, melakukan uji pada 110 pasien dan 98 pasien menyelesaikan uji coba. Dua puluh empat (51,1%) pasien pada kelompok bawang putih mencapai perbaikan pada steatosis hati dibandingkan dengan delapan (15,7%) pasien pada kelompok plasebo dengan risiko relatif 5,6 (95% CI: 2,17 hingga 14,5; P=0,001), yang tetap signifikan setelah disesuaikan dengan nilai dasar steatosis hati. Ada penurunan yang signifikan dalam berat badan dan serum ALT, AST, FBS, Hb A1C, kolesterol total, kolesterol LDL, dan konsentrasi TG dengan asupan bawang putih dibandingkan dengan plasebo (P<0,05). Hasilnya juga signifikan setelah disesuaikan dengan perubahan berat badan, asupan energi, dan aktivitas fisik. Tidak ada efek samping serius yang diamati dengan asupan bawang putih.

 

Buah Bit

Buah bit dapat membantu meningkatkan fungsi hati dan melindungi sel hati. Hasil uji ilmiah yang dilakukan oleh Nascimento, M. M., et al. (2020), yang diterbitkan dalam jurnal berjudul "Hepatoprotective effect of red beetroot (Beta vulgaris L.) extract on acetaminophen-induced liver injury in mice yang dikeluarkan oleh Food and Chemical Toxicology. Dimana berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah bit merah memiliki efek hepatoprotektif terhadap cedera hati yang diinduksi oleh acetaminophen pada tikus percobaan. Ekstrak buah bit merah dapat melindungi hati dengan mengurangi aktivitas enzim hati yang terkait dengan kerusakan hati, mengurangi stres oksidatif, mengurangi peradangan hati, dan mencegah kerusakan histologis.

 

Zaitun

Penelitian mengenai manfaat zaitun dalam pengobatan penyakit hepatitis masih terbatas. Meskipun beberapa studi awal menunjukkan potensi zaitun dalam melindungi hati dan memiliki sifat antiinflamasi, penelitian uji klinis yang memadai pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya dalam pengobatan hepatitis.

Namun demikian, banyak penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang sehat, termasuk konsumsi makanan yang kaya antioksidan seperti zaitun, dapat mendukung kesehatan hati secara umum. Zaitun mengandung senyawa polifenol seperti oleuropein yang memiliki efek antioksidan dan antiinflamasi. Polifenol merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam berbagai makanan, termasuk zaitun. Zaitun kaya akan polifenol, terutama oleuropein, hydroxytyrosol, dan tyrosol. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa polifenol zaitun memiliki sifat antioksidan dan anti-peradangan yang berpotensi menguntungkan dalam konteks kesehatan.

Sifat Antioksidan: Polifenol zaitun memiliki kemampuan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh yang dapat menyebabkan stres oksidatif. Mereka dapat melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif dan membantu menjaga keseimbangan antioksidan dalam tubuh.

Sifat Anti-Peradangan: Polifenol zaitun juga memiliki sifat anti-peradangan, yang dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh. Mereka dapat menghambat aktivitas enzim dan molekul yang terlibat dalam respons peradangan, serta mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi.


Yoghurt probiotik

Yoghurt probiotik mengandung bakteri baik yang dapat membantu memperbaiki keseimbangan bakteri di dalam saluran pencernaan dan mendukung kesehatan hati. jurnal yang disusun oleh Huang et al. (2018): Penelitian ini melibatkan pasien dengan penyakit hati berlemak non-alkoholik (non-alcoholic fatty liver disease/NAFLD). Mereka menemukan bahwa konsumsi probiotik secara signifikan mengurangi tingkat enzim hati yang tinggi dan meningkatkan profil lipid darah, menunjukkan perbaikan fungsi hati.

 

Penting untuk dicatat bahwa makanan ini dapat mendukung kesehatan hati, tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengobatan tunggal untuk hepatitis. Jika Anda menderita hepatitis, selalu konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.a

No comments: