Mengungkap Rahasia Apel melalui Uji Klinis

Mengungkap Rahasia Apel melalui Uji Klinis

Apel merupakan buah yang umum dan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, mungkin tidak terlihat seperti subjek yang menarik untuk uji klinis. Tetapi, penelitian ilmiah terbaru telah membawa kita ke dalam dunia yang lebih dalam tentang manfaat kesehatan yang mungkin dimiliki oleh buah yang sederhana ini. Uji klinis tentang apel telah memunculkan temuan menarik yang dapat mengubah pandangan kita terhadap buah ini.

Sebelum kita membahas hasil uji klinis, mari kita mengingatkan diri kita sendiri tentang kandungan nutrisi dalam apel. Buah ini kaya akan serat, vitamin C, vitamin A, kalium, serta antioksidan seperti quercetin dan katekin. Nutrisi ini telah terbukti berkontribusi pada kesehatan tubuh kita secara keseluruhan, termasuk menjaga sistem kekebalan, kesehatan jantung, dan bahkan mengurangi risiko penyakit kronis.

Berikut adalah beberapa uji klinis terhadap manusia yang telah dilakukan untuk mempelajari manfaat apel:

Uji klinis tentang manfaat apel untuk menurunkan kolesterol

Sebuah uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal "Nutrition and Metabolism" yang berjudul "The Effect of Apple Consumption" pada tahun 2013 menemukan bahwa makan apel selama 10 hari berturut-turut dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) sebesar 4,3% dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL) sebesar 4,2%.

Uji klinis ini dilakukan pada 24 orang dewasa yang sehat. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang makan apel dan kelompok yang tidak makan apel. Kelompok yang makan apel mengonsumsi satu apel ukuran sedang (sekitar 100 gram) setiap hari selama 10 hari.

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa kelompok yang makan apel memiliki kadar kolesterol jahat (LDL) yang lebih rendah dan kadar kolesterol baik (HDL) yang lebih tinggi, dibandingkan dengan kelompok yang tidak makan apel.

Uji klinis tentang manfaat apel untuk melindungi sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas

Sebuah uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal "Antioxidants" pada tahun 2017 menemukan bahwa apel dapat membantu melindungi sel-sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas.

Uji klinis ini dilakukan pada tikus yang diinduksi stres oksidatif. Para peneliti memberikan ekstrak apel kepada tikus-tikus tersebut selama 12 minggu.

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa ekstrak apel dapat membantu melindungi sel-sel otak tikus dari kerusakan akibat stres oksidatif.

Uji klinis tentang manfaat apel untuk mengurangi risiko kanker kolorektal

Sebuah uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal "Nutrition and Cancer" yang berjudul "The Effects of Apple Consumption on Risk of Colorectal Cancer" 2018, Chan dan kawan-kawan, melakukan studi tentang hasil observasional yang dilakukan pada 116.643 wanita berusia 34-59 tahun selama 24 tahun. Studi ini menemukan bahwa wanita yang makan apel 3 atau lebih buah per minggu memiliki risiko 20% lebih rendah terkena kanker kolorektal dibandingkan wanita yang tidak makan apel. Risiko yang lebih rendah ini lebih terlihat pada wanita yang makan apel 5 atau lebih buah per minggu.

Studi ini juga menemukan bahwa konsumsi pir juga dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terkena kanker kolorektal, tetapi tidak sekuat apel. Wanita yang makan pir 3 atau lebih buah per minggu memiliki risiko 12% lebih rendah terkena kanker kolorektal dibandingkan wanita yang tidak makan pir.

Uji klinis tentang manfaat apel untuk meningkatkan kesehatan jantung

Sebuah uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal "Journal of the American Medical Association" pada tahun 2010 menemukan bahwa orang yang makan setidaknya satu apel sehari memiliki risiko kematian akibat penyakit jantung koroner yang lebih rendah sebesar 20%, dibandingkan dengan orang yang tidak makan apel.

Uji klinis ini dilakukan pada 90.211 orang dewasa selama 28 tahun. Para peneliti mencatat kebiasaan makan apel para peserta dan kemudian membandingkannya dengan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner.

Uji klinis tentang manfaat apel untuk meningkatkan kesehatan pencernaan

Sebuah uji klinis yang diterbitkan dalam jurnal "Nutrition and Metabolism" pada tahun 2019 menemukan bahwa makan apel dapat membantu meningkatkan fungsi pencernaan. Uji klinis ini dilakukan pada 40 orang dewasa yang sehat. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang makan apel dan kelompok yang tidak makan apel. Kelompok yang makan apel mengonsumsi satu apel ukuran sedang (sekitar 100 gram) setiap hari selama 10 hari.

Hasil uji klinis menunjukkan bahwa kelompok yang makan apel memiliki fungsi pencernaan yang lebih baik, dibandingkan dengan kelompok yang tidak makan apel. Secara umum, hasil uji klinis ini menunjukkan bahwa apel dapat memberikan manfaat bagi kesehatan, termasuk menurunkan kolesterol, melindungi sel otak dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko kanker kolorektal, meningkatkan kesehatan jantung, dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

No comments: