Safety melindungi nyawa kita


Miris kalau liat anak muda jaman sekarang, mengendarai kendaraan sepeda motor tanpa helm, tanpa pelindung yang lain pula, mungkinkah anak itu punya nyawa berlapis? ”pikirku”, hem---- tadi pagi saat perjalanan ke kantor, tiba dari belakang melaju kendaraan motor bebek mendahului saya dari belakang dengan keadaan mepet (bahasa jawa). Sontak kaget banget, habis lah hati aku dibuatnya, he---3 ayak-ayak wae. Si pengendara tu tadi anak smp, pakek kendaraan roda dua mrek m**, dengan kenalpot grong, gak pakek helm, di pretelin pula motornya tinggal rangka-rangka saja, sempet dalam hati pengen bales dll, tapi untuk gak kesampaian, tepatnya di tikungan tajam di perbarasan kota si anak ini mendahului truk, klu di liat dari jalan sebenarnya sudah ada marka tak terputus peringatan keras buat melewati garis tersebut. Baru sampai setengah eh dari arah berlawanan ada tronton, ya alhasil nyawa dari tu bucah cumin sampai di ban depan tutronton, gue sempet gemetaran liat kejadian itu, kalau kita lihat kebelakang seharusnya hal itu tidak akan terjadi jikalau tu anak bias dan tahu cara mengendari motor, bukan asal bias mengendarai lo, beda itu gan!!!

1.     Pertaman kesiapan tu anak tadi kita kupas dulu gan.
Dari umur saja, belum saatnya orang tua memberikan kepercayaan kepada anak, anak seumurannya masih labil lah gan, belum bias mengontrol dirinya sendiri, apalagi mengontrol kendaraan (peringatan bagi orang tua juga ini gan)
2.     Kelengkapan anak tersebut gan.
Helm, si anak ternyata tidak pakai helm gan waktu itu, walau merupakan pelindung terakhir ya kiranya tidak menempatkan sebagai akhir keputusan, sehingga menjadi akhir khayat. Jadi kita sebagai manusia haruslah selalu mencegah, mengobati juga mahal kok gan, klu mau itung-itungan juga boleh gan, helm harga Rp. 300.000,- (SNI+DOT)  VS kepala retak, penyembuhannya berapa kira-kira? (ribu, juta, milyar trus di kasih dolar akhirannya ha----3), celana, sarung tangan dan jaket lengan panjang juga gan, karena masih SMP si anak tadi pakek pakean sekolah, ya al hasil luka di badannya gak karuan gitu gan, di tambah gak pakek helm tadi ya kepalanya pada rontok gan.
3.     Kesiapan motor, klu di bilang modif egak juga, knalpot yang grong tadi Cuma bikin telinga orang sakit gan, larinya juga gak kenceng-kenceng amat, kayaknya sama aja deh gan. Apa lagi dek yang dipreteli, hem--- seimbang tidak kira-kira? Padahal banyak yang kagum dengan teknologi luar negeri, dek motor tadi padahal sudah di uji sedemikian rupa agar aman dan nyaman bagi pengendaranya. Lalu apa yang dipikirkan orang-orang saat ini dalam mempreteli motornya???
4.     Pengetahuan, siapa bilang orang yang dapat mengendarai motor dengan benar?? Bodoh rasanya kalalu mengenggap orang yang melewati marka yang tidak terputus tadi adalah orang yang dapat mengendarai motor, anak tadi cuma “bias naik motor”, ternyata kepandaian mengemudi itu adalah hal yang penting, banyak yang menerobos rambu-rambu larangan itulah cerminan dari ketidak siapan seseorang dalam mengendarai motor, banyak orang cuman siap motor (paling juga kredit tak punya SIM pula) ama siap buat tabrakan.

Mencegah sungguh harus kita kedepankan, dari pada nanti kejadian malah lebih mahal dari pada mengobatinya, kalau bias beli motor baru dengan harga 15 jt keatas, masak cuman beli helm dengan harga 300rb indak bias??? Berkendara itu akan lebih aman jika kita memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, suatu rambu-rambu tidak akan dipasang disuatu tempat yang hanya terbuang sia-sia, tetapi rambu-rambu dipasang karena telah banyak korban dan merupakan perhatian bagi kita semua. Sebelum berkendara tidak salah cek kendaraan, cek diri dan cek kelengkapan berkendara kita, serta jangan membiasakan hal-hal yang biasa apalagi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa kita.

No comments: