7 Rekomendasi Para Ahli dalam Menjaga Pola Makan yang Sehat Setelah Bulan Ramadhan


Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Selama sebulan penuh, orang-orang menahan diri dari makan dan minum dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Saat berbuka puasa, banyak orang merasa tergoda untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak sehat, terutama makanan yang tinggi lemak dan gula. Namun, setelah bulan Ramadhan berakhir, sangat penting untuk kembali ke pola makan yang sehat untuk menjaga kesehatan kita.

Berikut ini adalah beberapa rekomendasi dari para ahli untuk membantu kita mengembalikan pola makan yang sehat setelah bulan Ramadhan:

Pertahankan Karbohidrat yang Sehat

Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh kita, dan sangat penting untuk menjaga tingkat energi yang stabil sepanjang hari. Namun, tidak semua karbohidrat sama. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan tepung putih, dapat menyebabkan fluktuasi gula darah yang cepat dan membuat kita cepat merasa lapar lagi. Sebaliknya, karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh dan sayuran, memberikan energi yang lebih stabil dan membuat kita kenyang lebih lama.

Menurut para ahli, setelah bulan Ramadhan, penting untuk tetap mengonsumsi karbohidrat kompleks yang sehat seperti beras merah, quinoa, kentang manis, dan sayuran seperti brokoli dan wortel. Hindari karbohidrat sederhana seperti gula, tepung putih, dan kue-kue manis.

Konsumsi Protein yang Cukup

Protein sangat penting untuk menjaga otot dan memperbaiki sel-sel tubuh kita. Selama bulan Ramadhan, tubuh kita mungkin tidak mendapatkan protein yang cukup karena waktu makan yang terbatas. Oleh karena itu, setelah bulan Ramadhan, penting untuk memastikan kita mengonsumsi cukup protein untuk memperbaiki dan memperkuat tubuh kita.

Menurut para ahli, sumber protein yang sehat termasuk daging tanpa lemak, ikan, kacang-kacangan, dan telur. Jangan tergoda untuk mengonsumsi daging yang berlemak atau makanan cepat saji yang tinggi lemak.

Perbanyak Konsumsi Sayuran dan Buah-buahan

Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak nutrisi penting, termasuk serat, vitamin, dan antioksidan. Konsumsi sayuran dan buah-buahan yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan kita dan mencegah penyakit.

Para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsi setidaknya lima porsi sayuran dan buah-buahan setiap hari. Cobalah untuk memilih berbagai macam sayuran dan buah-buahan dengan warna yang berbeda-beda, karena setiap warna memberikan nutrisi yang berbeda.

Hindari Makanan Cepat Saji dan Olahan

Makanan cepat saji dan olahan sering kali mengandung banyak lemak, garam, dan gula, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Selama bulan Ramadhan, banyak orang tergoda untuk mengonsumsi makanan cepat saji dan olahan karena mudah disiapkan dan cepat dihidangkan. Namun, setelah bulan Ramadhan, kita perlu menghindari makanan tersebut untuk menjaga kesehatan kita.

Para ahli merekomendasikan untuk memasak makanan sendiri menggunakan bahan-bahan segar dan sehat. Cobalah untuk menghindari makanan yang diolah dengan metode penggorengan atau penyimpanan yang lama. Jika memang ingin makan makanan cepat saji, pilihlah yang sehat dan rendah kalori, seperti sandwich dengan roti gandum dan sayuran segar.

Perhatikan Porsi Makanan

Saat berbuka puasa, banyak orang tergoda untuk mengonsumsi banyak makanan sekaligus. Namun, hal ini dapat membuat kita merasa tidak nyaman dan mungkin mengakibatkan peningkatan berat badan. Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak makanan dapat membuat kita merasa lelah dan kurang berenergi.

Para ahli merekomendasikan untuk memperhatikan ukuran porsi makanan kita dan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kita. Cobalah untuk membagi makanan dalam beberapa porsi kecil dan makan secara perlahan, agar kita merasa kenyang dan energik sepanjang hari.

Minum Air yang Cukup

Air adalah nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh kita untuk menjaga kesehatan. Saat berpuasa, tubuh kita mungkin mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan. Oleh karena itu, setelah bulan Ramadhan, penting untuk memperhatikan kebutuhan cairan tubuh kita dan mengonsumsi air yang cukup.

Para ahli merekomendasikan untuk mengonsumsi setidaknya delapan gelas air setiap hari untuk menjaga kesehatan dan mencegah dehidrasi. Cobalah untuk menghindari minuman berkafein atau beralkohol, karena dapat menyebabkan dehidrasi.

Jangan Melewatkan Sarapan

Sarapan adalah waktu yang penting untuk memulai hari kita dengan energi yang cukup. Selama bulan Ramadhan, banyak orang melewatkan sarapan karena waktu makan yang terbatas. Namun, setelah bulan Ramadhan, sangat penting untuk tidak melewatkan sarapan agar tubuh kita mendapatkan energi yang cukup untuk memulai hari.

Para ahli merekomendasikan untuk sarapan dengan makanan yang sehat dan bergizi, seperti roti gandum, telur, sayuran segar, dan buah-buahan. Cobalah untuk menghindari makanan yang tinggi gula atau lemak, seperti donat atau kue-kue manis.

Mengembalikan pola makan yang sehat setelah bulan Ramadhan merupakan hal yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Dalam artikel ini, kita telah membahas tujuh tips dari para ahli untuk menjaga pola makan yang sehat setelah bulan Ramadhan, yaitu:

  • Mulailah dengan Makanan Ringan
  • Konsumsi Makanan yang Sehat dan Nutritif
  • Perhatikan Waktu Makan
  • Hindari Makanan Cepat Saji dan Olahan
  • Perhatikan Porsi Makanan
  • Minum Air yang Cukup
  • Jangan Melewatkan Sarapan

Dalam menjaga pola makan yang sehat, sangat penting untuk menghindari makanan yang tidak sehat dan mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Cobalah untuk memasak sendiri makanan dengan bahan-bahan segar dan sehat, dan hindari makanan cepat saji dan olahan.

Selain itu, perhatikan juga waktu makan, porsi makanan, dan kebutuhan cairan tubuh kita. Jangan melewatkan sarapan, dan pastikan kita mengonsumsi makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh kita.

Daftar Pustaka :
  1. National Health Service. (2018). The eatwell guide. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/the-eatwell-guide/
  2. Al-Khudairy, L., Stranges, S., Al-Daghri, N., Al-Othman, A., Mohd Yusof, B., Al-Daghri, N., & Rees, K. (2015). Dietary factors and type 2 diabetes in the Middle East: What is the evidence for an association?—A systematic review. Nutrients, 7(12), 10391-10404.
  3. Dashti, H. S., Karimian Azari, E., Asgari, S., & Zamani, A. (2019). The Effect of Ramadan Fasting on Diabetes: A Comprehensive Review. Journal of Diabetes Research, 2019, 1-9.
  4. Lien, N., Lytle, L. A., & Klepp, K. I. (2001). Stability in consumption of fruit, vegetables, and sugary foods in a cohort from age 14 to age 21. Preventive Medicine, 33(3), 217-226.
  5. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2017). Tips for Eating Out. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/tips-getting-active/tips-eating-out
  6. World Health Organization. (2019). Water and Sanitation. Diakses pada 11 April 2023, dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/water-sanitation-hygiene-and-health
  7. St-Onge, M. P., Ard, J., Baskin, M. L., Chiuve, S. E., Johnson, H. M., Kris-Etherton, P., ... & Wylie-Rosett, J. (2017). Meal Timing and Frequency: Implications for Cardiovascular Disease Prevention: A Scientific Statement From the American Heart Association. Circulation, 135(9), e96-e121.

No comments: